Thursday, May 19, 2016

Ini Pesan Terakhir Gadis Yang Dibakar Hidup-hidup Oleh ISIS Untuk Ibunya

Menjelang kematiannya, gadis usia 12 tahun yang berada di pelukan ibunya itu berpesan agar sang ibu memaafkan anggota ISIS yang membakarnya hidup-hidup. Sebuah sikap yang luar biasa dari seorang anak yang masih sangat muda, ia bukan hanya tahu tentang ajaran agamanya, namun ia menghidupinya hingga nafas terakhirnya.

Itulah kisah yang dituturkan oleh Jacqueline Isaac, seorang pengacara HAM, ia  menyampaikan kisah pilu ibu dan anak, yang kebetulan beragama Kristen itu, setelah kediaman mereka di Mosul, Irak, dibakar anggota ISIS.


Bocah perempuan itu sedang mandi saat anggota ISIS datang ke kediaman mereka untuk menagih jiyza, pajak agama yang dibebankan ISIS kepada penduduk minoritas Kristen, Syiah dan Alawi.

Si ibu mengatakan segera membayar pajak itu, tetapi meminta anggota ISIS tersebut menunggu hingga putrinya selesai mandi.

Diminta menunggu, anggota ISIS itu marah dan langsung membakar kamar mandi saat bocah tersebut masih berada di dalamnya.

Jacqueline membeberkan kisah ini dalam sebuah konferensi di New York yang membahas penindasan terhadap minoritas Kristen di daerah konflik Suriah dan Irak bulan lalu.

Meski bisa meloloskan diri dari kebakaran itu, gadis itu akhirnya meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-lukanya.

Saat terbaring lemah menjelang ajal di pelukan ibunya, gadis itu meminta sang ibu untuk memaafkan anggota ISIS yang membakar rumah mereka, seperti dikabarkan harian Express.

"Anak itu menderita luka bakar tingkat IV dan ibunya telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan nyawanya," ujar Jacqueline.

"Saat dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal, kata-kata terakhir anak itu kepada ibunya adalah, 'maafkan mereka'," kata Jacqueline.

Pada Januari 2014, ISIS merebut kota Raqqa, Suriah, dan menjadikannya sebagai ibu kota kekhalifahan bentukan ISIS. Lalu, pada Juni 2014, ISIS merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak.

Pada masa-masa pendudukan itu, ribuan umat Kristen di Suriah dan Irak terpaksa mengungsi ke wilayah-wilayah lebih aman.

Bagi warga Kristen yang memilih tetap tinggal di Raqqa atau Mosul, mereka diwajibkan membayar jiyza atau pajak agama.

Sumber : Kompas.com

No comments:

Post a Comment